Tuesday 4 January 2011

Oktovianus Maniani, 'The Indonesian Ryan Giggs' Layak Bermain Di Eropa


Penampilan gemilang Oktovianus Maniani di ajang Piala AFF 2010 menuai banyak pujian. Tak hanya pujian dari dalam negeri, tapi salah satu media olahraga terbesar di dunia bahkan menganggap pemain sayap Sriwijaya FC ini layak bermain di Eropa.

Salah satu kolumnis media asing yang memuji Okto adalah John Duerden, kolumnis ESPN yang juga mantan editor Asia di GOAL.com. Dalam kolomnya berjudul 'Eastern Promise' yang terbit Minggu (2/1), Duerden sangat mengagumi permainan pemain kelahiran Jayapura ini saat menusuk di sayap kiri.

"Permainan Okto sangat enak dilihat saat dia menusuk di sisi kiri dan dengan usia yang baru 20 tahun, dia masih bisa berkembang," tulis Duerden.

Bahkan, Duerden menyamakan Okto dengan winger Manchester United, Ryan Giggs.

"Namun, jika 'Ryan Giggs Indonesia' ini ingin menyamai pemain aslinya dia harus menambah kecepatannya serta dilengkapi dengan penyelesaian akhir yang akurat," imbuh Duerden.

Dan dalam kolomnya itu, Duerden menempatkan Okto bersama sembilan pemain muda Asia lainnya yang menurut dia sangat layak bermain di kancah liga-liga sepakbola Eropa, dan dapat diboyong klub-klub papan atas pada jendela transfer Januari ini.

Inilah pemain muda Asia yang dinilai layak merumput di Eropa:

1. Deng Zhuoxiang (Shandong/Cina)
2. Ismail Matar (Al Wahda/UAE)
3. Koo Ja Cheol (Jeju United/Korea Selatan)
4. Kawin Thamsatchanan (Muang Thong United/Thailand)
5. Yasser Al Qahtani (Al Hilal/Arab Saudi)
6. Octavianus Maniani (Sriwijaya FC/Indonesia)
7. Karim Ansarifard (Saipa/Iran)
8. Jungo Fujimoto (Shimizu S-Pulse Jepang)
9. Alexander Geynrikh (Pahktakor/Uzbekistan)
10. Firas Al-Khatib (Al Qadsia/Suriah)

Selama perhelatan Piala AFF lalu, Okto menjadi kepercayaan pelatih Alfred Riedl di sisi kiri Indonesia hampir di seluruh pertandingan Indonesia. Okto berperan besar membantu Indonesia melangkah ke final sebelum digagalkan Malaysia. Sayangnya, Okto absen dalam leg kedua final di Gelora Bung Karno karena akumulasi kartu kuning. Sepanjang turnamen itu, Okto berhasil mencetak satu gol saat Indonesia menggilas Laos 6-0.

PROFIL: Stefano Lilipaly, 'The Indonesian Iniesta'


STEFANO LILIPALY
Gelandang serang
Nomor punggung 39
Lahir di Arnhem, Belanda
Tanggal 10 Januari 1990
170 cm / 60 kg

KELUARGA
Ayah: Ron Lilipaly
Ibu: Adriana
Kakak: Shemaine
Adik: Sobay, Nino

FAVORIT
Film: Blow, The Godfather, City Of God
Pemain: Andres Iniesta dan Zinedine Zidane
Musik: Snoop Doggy Dogg, R&B
Mode: Christian Dior, Adidas, Nike

PENGALAMAN
Klub: AZ Alkmaar, FC Utrecht
Timnas: Belanda U-15, U-16, U-17, U-18

AWAL KARIER

"Saya mulai bermain bola sejak usia 7 tahun, ditempatkan di sebuah klub amatir bernama DCG selama tiga tahun. Dari situ saya pindah ke akademi AZ Alkmaar, tapi hanya bertahan selama satu tahun di sana karena saya tidak menyukai klubnya. Jadi saya masuk Utrecht, dan sampai sekarang di sinilah saya bermain. Perlahan saya naik ke Jong Utrecht [skuad junior] atau tim senior kedua."

POSISI & KHAS

"Gelandang serang. Saya seorang pemain yang fleksibel, suka mencetak gol dan memberikan assist. Gaya bermain ingin meniru salah satu pemain favorit saya, [Andres] Iniesta. Saya bisa bermain defensif, dan kemampuan saya juga mendukung untuk menyerang.

"Saya memiliki kemampuan untuk mencetak gol dari luar kotak. Pemain lawan berpikir saya kecil, tapi begitu menghadapi saya, mereka kemudian bertanya, 'kenapa orang sekecil itu bisa mencetak gol dari jarak sejauh itu?'

"Musim ini saya baru tampil dalam tiga pertandingan. Setiap pertandingan, saya mencetak gol dari luar kotak. Jadi saya sudah mencetak tiga gol."

BELANDA ATAU INDONESIA

"Saya sudah memperkuat timnas Belanda dari U-15 hingga U-18, tapi kalau harus memilih, saya ingin membela tim nasional Indonesia.

"Kedua orang tua selalu mendukung saya dalam bermain bola. Sejak awal mereka sudah melihat talenta saya.

"Saya tidak mengenal banyak tentang Indonesia. Saya belum pernah ke sana, tapi ibu saya orang Belanda dan saya mencintai masakannya seperti nasi goreng. Ibu saya sering memasak makanan khas Indonesia, saya tidak menghafal namanya selain nasi goreng, tapi saya makan semuanya dan menyukai semuanya. Nenek saya juga sering masak."

FC UTRECHT

"Tahun lalu merupakan musim perdana saya di Jong Utrecht. Tiga pertandingan pertama, saya tidak diturunkan. Tapi dalam debut saya mencetak gol. Sejak itu, saya diturunkan dalam semua pertandingan. Hasilnya sangat memuaskan. Saya sukses mencetak delapan gol musim lalu, dan ikut membantu Utrecht masuk final Piala KNVB. Di final kami mengalahkan Jong De Graafschap dengan skor 4-1, dan saya menyumbangkan dua gol dalam pertandingan itu."

VIDEO: Jong FC Utrecht 4-1 Jong De Graafschap